Kegembiraantersebut dikarenakan banyaknya berkah, kemuliaan, dan keutamaan pada bulan suci ini. Beribadah pun akan terasa lebih nikmat dan lebih semangat dalam mermunajat kepada Allah. Rasulullah bersabda: "Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya.
KumpulanCerita Seputar Ramadan untuk Temani Puasa. 29 May 2018. Ramadan dan Idulfitri yang hadir setahun sekali jadi peristiwa yang dinanti-nantikan umat Islam di seluruh dunia. Tidak terkecuali di Indonesia. Berbagai momen penting dan kisah yang tak terlupakan hadir meramaikan bulan penuh berkah tersebut. Meskipun tidak semuanya menyenangkan
Selamatmenjalankan salah satu kewajiban umat muslim yaitu Berpuasa di Bulan Ramadhan. Semoga segala yang di kerjakan di Bulan Ramadhan menjadi manfaat untuk orang lain di sekiling anda. Sambil menunggu beduk berbunyi sambil santai suasana sore, mimin akan bagikan Kumpulan Cerita Lucu Puasa Bulan Ramadhan Terbaru. Semoga saja anda terhibur dan berpuasanya akan menjadi bersemangat,kita simak di b
RamadhanBersama Para Ulama. Ibnu umar memiliki kebiasaan berbuka ketika puasa bersama anak yatim dan orang miskin. Bahkan terkadang beliau tidak berbuka ketika keluarganya telah menyuruh pulang orang miskin sebelum waktunya berbuka. Beliau termasuk pengusaha kaya, hartanya halal berlimpah. Karena beliau seorang pedagang sukses yang amanah.
. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ramadhan. ya, Ramadhan adalan bulan yang spesial bagi umat Islam. Ramadhan adalah bulan yang penuh makna. bagaimana tidak penuh makna? selain umat Islam memaknai bulan Ramadhan sebagai bulan puasa, Ramadhan bisa kita maknai sebagai bulan penuh berkah, bulan penuh Rahmat, dan bulan penuh ampunan.“tidur aja dapat pahala, apalagi kita ibadah.” ujar salah satu santri ponpes Hidayatullah Bulungan. “ memang sih dapat pahala, tapi kalau tidur dari bada subuh sampai jam tiga sore, itu namanya latihan mati, hikss.” ucapku sambil tersenyum memandang wajah santri yang masih polos di bulan Ramadhan inilah saatnya kita mengupgrade ibadah kita. Yang biasanya tadarus Qur’an Cuma satu juz perhari, maka di bulan Ramadhan kita naikan menjadi dua juz perhari. Karena sangat rugi bagi orang yang melewati bulan Ramadhan tetapi ia hanya mengambil sedikit pahala di bulan banyak persiapan yang harus di lakukan dalam menyambut bulan Ramadhan, dari persiapan fisik maupun Ruhani. Bulan Ramadhan kali ini sangat berbeda dengan Ramadhan tahun lalu. Gara-garanya virus covid-19 masih viral di awal tahun 2020, mengakibatkan semua kegiatan di batasi, termasuk kegiatan di bulan Ramadhan. suara gemuru anak anak tadarus Qur’an setelah tarawih tidak pernah terdengar, indahnya kebersamaan berbuka puasa bersama teman-teman di masjid juga tidak bisa di rasakan di Ramadhan tahun lalu. Sepi, juga di hantui rasa takut akan isu isu covid-19 virus yang mematikan, selalu saja beredar di media. Ya, walaupun ada juga sisi positif dari pembatasan sosial di kala itu. “ karena semua kegiatan di batasi, saya bisa lebih fokus ibadah, biasanya di bulan ramadhan jadwal ceramah saya bisa sampai tiga kali dalam sehari, Jadi sibuk terus, setelah buka puasa harus langsung berangkat ke tempat ceramah,Tapi di ramadhan 2020 bisa lebih santai, dan fokus untuk ibadah.” Ujar Ust Nur yahya asa selaku ketua DPW Hidayatullah kalimantan utara, saat mengisi kultum bada subuh di ramadhan tahun lalu. Apatah lagi ketika lebaran tiba, momen yang di tunggu-tunggu setahun sekali, Momen yang saangat di rindukan ketika malam takbiran. berkumpul bersama keluarga, teman, dan saudara-saudara. dan yang terpenting ketika pergi bersilaturahmi, sambil menikmati hidangan hari raya di tempat saudara. momen momen penting itu tidak bisa di rasakan di tahun itu. Memang, silaturahmi tetap terjaga walaupun melalui telepon genggam, namun kebersamaan nya tidak semanis tahun-tahun dari Ramadhan tahun lalu yang menyimpan kesan tersendiri, beda ceritanya dengan ramadhan tahun ini. Walaupun covid-19 belum pada mudik ke kampung halamanya, akan tetapi di tahun ini pemerintah memberikan kelonggaran untuk melaksanakan kegiatan di masjid selama bulan Ramadhan. Jikalau tahun lalu para santri melewati bulan suci ramadhan di rumah masing-masing, maka tahun ini para santri sudah di izinkan untuk melewati bulan suci Ramadhan di pondok ibadah nya lebih terkontrol, sholat lail, baca Qur’an, amal shaleh, dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan di bulan suci Ramadhan. Para santri memang sengaja di sibukkan dengan kegiatan yang bermanfaat. “ibadah itu awalnya memang harus di paksakan, Bangun jam tiga pagi sholat lail itu harus di paksakan!.” Tegas kepala pengasuh pondok pesantren Hidayatullah Bulungan.“Lebih baik antum di paksa masuk surga, dari pada di biarkan begitu saja masuk neraka.” Tambahnya dengan gaya Retorika nya yang khas ketika menyampaikan motivasi di hadapan para Ramadhan kali ini benar-benar terasa, sholat lail berjamaah, sampai buka bersama, Di tambah suara bacaan Qur’an para santri seusai sholat fardhu yang saling berlomba-lomba untuk mencapai target khataman. Membuat kesan yang berbeda dari ramadhan tahun kali ini benar-benar di manfaatkan untuk meraih pahala sebanyak mungkin, para santri saling berlomba lomba dalam mengkhatamkan Al Qur’an. “ hafalan antum sudah sampai mana?.” Tanyaku pada salah satu santri, ketika halaqah bada ashar waktu itu. “sudah sampai juz dua puluh enam, bang.” Jawabnya sambil memegang mushaf yang baru saja ia baca. Dengan sedikit rasa malu karena aku sendiri belum sejauh itu tadarus nya. Aku sedikit memujinya. “ Iakah? Luar biasa antum baru hari ke empat sudah juz dua puluh enam”.Semoga kita semua selalu Istiqomah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga setelah keluar dari bulan ramadhan, kita mendapat gelar taqwa, sebagaimana tujuan Allah memerintahkan kita berpuasa yaitu agar menjadi orang-orang yang الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ – ١٨٣Artinya Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”QS Al- Baqarah 2183. Lihat Cerpen Selengkapnya
Jakarta Selalu ada cerita, pengalaman, dan kesan tersendiri yang dirasakan tiap kali bulan Ramadan datang. Bahkan ada kisah-kisah yang tak pernah terlupakan karena terjadi pada bulan suci ini. Tiap orang pun punya cara sendiri dalam memaknai bulan Ramadan. Tulisan kiriman Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Berbagi Cerita tentang Indahnya Ramadan di Share Your Stories Bulan April ini pun menghadirkan makna dan pelajaran tersendiri. *** Oleh Anna Fitri Alhamdulillah, bersyukur dan bersyukur. Masih dikaruniai kesehatan dan kebahagiaan oleh Allah SWT. Memasuki Ramadan kedua di tengah Pandemi Covid-19, semoga Allah masih senantiasa melindungi diri ini, keluarga, sahabat, saudara, dan pembaca Fimela semua. Ramadan selalu membawa suasana berbeda. Tentu saja, karena Ramadan adalah bulan suci, bulan yang dihormati dan ditunggu-tunggu umat Islam. Bahkan aku yakin sahabat-sahabat yang berbeda keyakinan pun menghormati dan merasakan suasana lain ketika Ramadan. Keindahan toleransi lebih terasa ketika Ramadan. Di masa kecilku, Ramadan identik dengan kegembiraan mengaji menjelang buka puasa dan tarawih bersama teman-teman. Rumah besar di depan rumahku dijadikan musala dadakan untuk jamaah salat tarawih pada setiap bulan Ramadan. Aku tidak pernah absen tarawih di sana. Masih teringat serunya berburu tanda tangan penceramah tarawih di buku Kegiatan Ramadan. Kemudian semasa aku remaja, sudah ada sedikit romantisme di sana. Bersiap tarawih sambil nunggu gebetan lewat. Sungguh malu mengingatnya. Tetapi ada hal menegangkan juga, dilema ketika esok harinya ada ulangan di sekolah, sementara aku juga harus tarawih. Solusinya adalah aku tarawih sambil membawa catatan pelajaran. Di sela-sela mendengarkan ceramah yang kadang susah dipahami, aku baca catatan pelajaranku. Pernah ada tugas membuat puisi. Aku tarawih sambil memikirkan tugas puisi itu. Melihat warna mukena yang dominan putih tiba-tiba muncul ide untuk membuat puisi bertema hitam dan putih. Intinya bahwa di dunia ini selalu ada hal-hal yang bertolak belakang, seperti hitam dan putih. Lebih religius meskipun hanya di awal Ramadan harus kuakui. Begitulah adanya. Semoga Allah mengampuni. Sesampai di pertengahan Ramadan aku mulai sibuk membantu ibu membuat pesanan kue kering Lebaran. Ibuku pandai membuat kue kering Lebaran, karena itu pesanan berdatangan, meskipun dalam skala kecil, hal itu cukup menyibukkan kami. Saat yang kutunggu-tunggu adalah ketika bapak dan ibu mengajakku membeli baju Lebaran. Kucuri waktu untuk mencari kartu Lebaran yang akan kukirimkan kepada teman-teman sekolahku. Kartu-kartu Lebaran yang unik dan lucu. Sebelum libur Lebaran, kami berjanji akan saling berkirim kartu Lebaran. Dua puluh lima tahun lalu, libur Lebaran sangat lama. Hampir satu bulan. Tidak bertemu sekian waktu membuatku rindu pada teman-teman sekolahku. Karena itu di akhir Ramadan aku selalu menunggu datangnya Pak Pos yang membawa kartu Lebaran kiriman teman-temanku. Ucapan kocak dan konyol yang tertulis menjadi pengobat rindu. Pernah ada kartu Lebaran yang istimewa dari sahabatku yang sekarang menjadi seniman dan penyiar di salah satu TV Swasta di Jogja. Kartu Lebaran handmade, terbuat dari kertas daur ulang yang dihiasi rangka tulang daun Bodhi yang tumbuh di depan Balairung Universitas Gadjah Mada. Kertas daur ulang dan rangka daun Bodhi dibuat sendiri olehnya. Sangat istimewa. Saat ini masih tersimpan rapi. Tersimpan rapi di diary dan di memori. Itulah Ramadanku yang dulu, indah dan ceria. Pengalaman Ramadan Kedua di Tengah PandemiIlustrasi./Copyright yang sekarang, setelah menjadi istri, ibu dan menantu yang tinggal bersama ibu mertua, juga tak kalah indahnya. Mempersiapkan menu sahur dan berbuka menjadi rutinitas yang menyenangkan. Aku lebih mengutamakan memasak untuk sahur daripada untuk berbuka. Karena menu berbuka banyak tersedia di warung tetangga. Sedangkan menu sahur harus kusediakan sendiri. Sejak anak pertamaku ikut berpuasa, aku selalu berusaha menyediakan menu sahur lengkap. Supaya dia lebih bersemangat puasa. Nasi hangat yang baru, sayur berkuah, lauk berprotein yang menarik menurut versi anakku, dan sambal kesukaan suami kalau sempat. Tak lupa teh hangat, kurma dan madu sebagai tambahan suplemen. Aku tidak pandai memasak. Rasa masakanku tidak seenak masakan ibu. Tapi aku berusaha menyajikan yang terbaik. Untung ibuku pandai memasak. Variasi masakan rumah yang biasa aku makan sejak kecil di rumah ibu lumayan banyak. Sehingga mambantuku untuk memperkaya khasanah pengetahuan dunia kulinerku. Untungnya suami, anak, dan ibu mertuaku tidak rewel terhadap masakanku. Tidak terlalu mempermasalahkan soal rasa. Yang penting menu lengkap, sehat dan bergizi. Sahur pertama Ramadan tahun ini cukup menegangkan. Aku bangun pukul melewati meja makan, aku melirik penanak nasi yang baru kubeli kemarin sore. Terlihat lampu indikator di posisi warm. Aku lega, ibu mertuaku sudah masak nasi dan nasi sudah matang. Aku segera ke dapur memulai aktivitas di dapur. Menjerang air, memasak bakmoy, menggoreng tempe, menggoreng telur, dan membuat sambal kecap. Semua kondusif. Sempurna. Sudah siap sahur. Kubangunkan suami, anak dan ibu mertuaku. Ketika suamiku membuka penanak nasi, isinya beras terendam air. Ternyata ibu mertuaku lupa belum mencet tombol cook. Ambyar-lah kesempurnaan sahur pertama ini. Ibu merasa bersalah, dan langsung ke rumah kakak iparku, minta nasi. Untung masih ada. Alhamdulillah masih tertolong. Duh, sahur pertama yang mendebarkan dan mempertaruhkan harga diriku hahaha. Seperti kutuliskan di atas, tahun ini adalah tahun kedua Ramadan dalam suasana pandemi. Setelah satu tahun melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh, pada pertengahan bulan Ramadan ini sekolah tempatku mengajar menjadi sekolah percontohan untuk melaksanakan uji coba Pembelajaran Tatap Muka. Sekolah percontohan atau sekolah percobaan, aku juga kurang tahu. Setelah melengkapi berbagi sarana sekolah untuk menghadapi era new normal, menyusun formula jadwal dan berbagai SOP Standart Operating Procedure yang dirasa aman untuk semua warga sekolah, maka dimulailah kegiatan uji coba Pembelajaran Tatap Muka. Sempat merinding membayangkan bertemu sekitar dua ratus lima puluh siswa yang datang dari berbagai wilayah, dengan kondisi tak menentu. Tetapi the show must go on. Vaksin dan doa adalah bekal ikhtiar kami untuk tetap sehat. Kami mengawasi setiap gerak siswa di sekolah. Tak jemu-jemu kami memperingatkan siswa untuk tetap bermasker, sering cuci tangan, dan jaga jarak antar teman. Hal sederhana yang ternyata sulit sekali diterapkan. Siswa kerap membuka masker karena tidak tahan pengap. Siswa kerap bergerombol saking senangnya bertemu dengan teman-teman setelah satu tahun tak berjumpa. Tapi kami tak lelah untuk mengingatkan dan selalu mengingatkan mereka. Menanamkan kebiasaan baru demi keselamatan semua. Uji coba ini berlangsung dua minggu. Setelah dua minggu akan dievaluasi pelaksanaannya. Sungguh kami berharap bahwa uji coba Pembelajaran Tatap Muka di tengah bulan Ramadan ini memberikan hasil yang memuaskan, semua aman, dan tidak menciptakan klaster baru.ElevateWomen
Membacakan dongeng anak Islami tentang puasa bisa menjadi sarana mengenalkan ibadah puasa untuk anak-anak. Apalagi jika si kecil baru mulai belajar puasa, biasanya ia membutuhkan “gambaran” bagaimana puasa dilakukan, apa manfaatnya, hingga hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama puasa. Gambaran mengenai puasa itu bisa diperoleh dari banyak sumber, salah satunya dari cerita atau dongeng anak Islami tentang Membacakan Cerita Anak Islami di Bulan RamadhanSelain menjadi sarana belajar, membacakan dongeng anak islami tentang puasa juga bisa mengisi waktu luang anak selama bulan Ramadan dengan kegiatan positif, lo. Ibu atau Ayah bisa membacakan buku, bercerita, atau mengajak anak menonton video animasi soal puasa sambil menunggu waktu berbuka. Mengisi waktu puasa dengan kegiatan seperti ini juga bisa membantu anak sedikit lupa akan rasa lapar dan hausnya, sehingga puasa bisa jadi lebih hanya itu, membacakan cerita anak Islami di bulan Ramadhan juga bisa membawa manfaat bagi tumbuh kembang anak, lo! Wah, apa saja ya manfaatnya?1. Meningkatkan kemampuan mendengar dan menyimak anakSeperti dikutip dari laman Healthline, storytelling sendiri sangat bermanfaat untuk mendukung tumbuh kembang anak, salah satunya kemampuan mendengarnya. Kemampuan mendengar sekaligus menyimak ini termasuk skill penting yang harus dikuasai anak, bahkan sebelum ia bisa membaca bukunya sendiri. Rajin membacakan buku untuk anak, termasuk dongeng anak Islami tentang puasa, bisa membantu mengasah skill-nya yang satu ini, Bu!2. Membantu perkembangan kognitif dan bahasaPenelitian tahun 2018 menunjukkan bahwa anak-anak yang terbiasa diajak berinteraksi verbal, termasuk membaca dan berbicara, memiliki tingkat kemampuan bahasa dan skor IQ yang lebih tinggi hingga usia 14 tahun. Bahkan bayi yang belum bisa berbicara, juga bisa mendapat manfaat dari storytelling. Ini ditunjukkan dari studi tahun 2013 yang menyatakan bayi yang banyak diajak baca buku dan berbicara memiliki skor lebih tinggi dalam keterampilan bahasa dan perkembangan kognitif, seperti pemecahan Memperkaya kosakata anakPara ahli dari National Center on Early Childhood Development, Teaching and Learning, juga menjelaskan bahwa membacakan buku untuk anak-anak membantu memperluas jumlah dan variasi kata yang mereka gunakan. Satu studi di 2019 memperkirakan bahwa anak-anak yang secara teratur membaca selama 5 tahun menjelang taman kanak-kanak akan terpapar 1,4 juta lebih banyak kata daripada anak-anak yang tidak membaca selama tahun-tahun begini, artinya, membacakan dongeng anak Islami tentang puasa tentu juga bisa memperkaya kosakata anak terutama yang berhubungan dengan puasa!4. Meningkatkan rentang perhatian anakMembacakan buku kepada anak tentu akan menuntut anak untuk mendengar dan menyimak dengan seksama. Kegiatan ini jika rutin dilakukan dapat membantu mereka mengembangkan konsentrasi, fokus, dan keterampilan disiplin. Saat baru pertama diajak baca buku, mungkin beberapa anak akan terlihat tidak menikmati. Namun, jika dilakukan secara teratur, lama-lama mereka akan mau mendengarkan untuk memahami. Ini akan membuat rentang perhatiannya jadi lebih lama, yang tentunya berguna saat di Meningkatkan kreativitas anakBuku dan cerita ibarat membuka dunia baru bagi anak. Anak-anak yang mungkin baru belajar puasa, dapat memiliki wawasan baru yang lebih luas saat dibacakan cerita atau dongeng anak Islami tentang puasa. Apalagi jika cerita itu termasuk cerita fiksi yang menggunakan elemen fantasi sehingga anak-anak jadi didorong berpikir out of the box. Inilah yang akhirnya bisa membantu meningkatkan kreativitas dan imajinasi anak. Kreativitas sendiri penting untuk mengembangkan minat dan ide, serta untuk memelihara kesehatan Memperkuat bonding antara orangtua dengan anakTak cuma bagi anak, storytelling juga membawa dampak positif bagi orangtua. Membacakan cerita anak muslim tentang puasa bisa jadi kesempatan bagus bagi orangtua dan anak untuk merasa terhubung. Hubungan antara orangtua dan anak yang kokoh bisa jadi pondasi kuat bagi anak berinteraksi dengan lingkungan yang lebih mengetahui berbagai manfaat membacakan cerita, khususnya cerita bulan Ramadhan untuk anak, sekarang mari kita bahas rekomendasi buku cerita dengan topik puasa, ya!1. Diari RamadhanBuku ini termasuk buku yang padat isinya. Selain berisi cerita-cerita anak muslim tentang puasa, buku berjudul Diari Ramadhan juga berisi hal-hal terkait puasa Ramadhan seperti doa dan niat puasa dan pengetahuan umum tentang puasa. Ada juga tabel catatan harian selama 30 hari sehingga anak-anak dapat mencatat kegiatan mereka selama bulan Ramadhan, serta tabel ibadah untuk mengetahui ibadah apa saja yang sudah mereka lakukan selama puasa. Buku ini tidak hanya menyajikan kisah menarik, tapi juga bisa jadi penyemangat anak-anak untuk Indahnya Bulan RamadhanDongeng anak Islami tentang puasa juga bisa diperoleh dari buku berjudul “Indahnya Bulan Ramadhan”. Buku ini mengisahkan seorang gadis bernama Rika yang menjalankan ibadah puada bersama keluarganya. Meski harus menahan lapar dan haus, Rika tetap berusaha gembira dan bersikap positif. Ia menjalani puasa dengan hati senang, mulai sahur, berbuka, hingga salat tarawih di masjid. Saat Idul Fitri tiba, Rika dan keluarganya juga ikut menjalani tradisi mudik. Namun, masalah terjadi ketika Ayah Rika ternyata harus kembali ke rumah karena ada koper yang tertinggal! Kisah Rika dalam buku ini bisa membawa banyak pelajaran untuk anak, lo, Fathul Belajar PuasaBuku karya Mochamad Anshory ini berkisah tentang seorang anak bernama Fathul yang baru pertama kali belajar puasa. Seperti kebanyakan anak lainnya, Fathul yang berumur 6 tahun masih belum memahami seluk beluk ibadah puasa. Ia pun mencari tahu lebih banyak dengan bertanya kepada orangtuanya. Buku ini sangat cocok bagi Ibu dan Ayah yang ingin membiasakan si kecil berpuasa. Selain dilengkapi ilustrasi menarik, buku ini juga disampaikan dengan gaya cerita sederhana serta ada bonus stikernya juga!4. Puasa Pertama SalmanBuku ini menceritakan kisah seorang anak bernama Salman yang sedang menjalankan ibadah puasa pertamanya. Saat bulan Ramadhan tiba, Salman sangat bersemangat untuk ikut berpuasa seperti orangtuanya. Namun, sepulang sekolah, Salman merasakan haus luar biasa karena ia kepanasan. Apakah Salman berhasil menyelesaikan puasanya hingga maghrib tiba? Nah, cara Salman mengatasi permasalahannya ini bisa memberikan pelajaran penting bagi si kecil. Ibu juga bisa menjelaskan kepada anak terkait kewajiban puasa yang dibebankan kepada setiap umat muslim yang sudah balig. Sedangkan anak-anak yang belum balig, sebenarnya belum diwajibkan berpuasa. Tapi meski begitu, puasa tetap perlu dibiasakan sejak Aisyah Sofia Ayo, Kita Puasa di Bulan Ramadhan!Dongeng anak Islami tentang puasa yang juga bisa jadi pilihan untuk anak yang baru belajar berpuasa adalah kisah Aisyah Sofia dan teman-temannya yang puasa untuk pertama kali. Keinginan Aisyah untuk mulai ikut berpuasa didukung penuh oleh kedua orangtua, kakak, serta neneknya. Penulis buku ini juga menyisipkan berbagai pelajaran soal puasa Ramadhan, seperti mengapa umat muslim perlu berpuasa, apa saja aturan yang harus diikuti saat puasa, Isra Miraj, dan masih banyak lagi. Ilustrasi buku ini pun menarik sehingga anak akan senang jika diajak Puasa Untuk AllahBuku selanjutnya berjudul “Puasa Untuk Allah”. Buku ini menarik karena menekankan alasan mengapa kita perlu berpuasa dan untuk siapa kita berpuasa. Orangtua akan dibantu untuk mengenalkan anak kepada esensi puasa untuk menggapai takwa serta menumbuhkan kecintaan pada Allah. Selain itu, buku ini juga membantu mengenalkan konsep sabar, syukur, dan ikhlas melalui ibadah hanya itu, secara fisik buku ini juga menarik karena di setiap halamannya disertai elemen interaktif sehingga anak bebas mencoret atau menulis di sana. Tenang saja, coretannya bisa dihapus kembali menggunakan tisu kok, karena buku ini telah dilaminasi wipe Serunya Puasa PertamakuBuku cerita atau dongeng anak Islami tentang puasa berikutnya adalah yang berjudul “Serunya Puasa Pertamaku”. Buku ini berisi cerita-cerita menarik yang berkaitan dengan puasa. Ada banyak informasi penting seputar puasa seperti tentang hilal, puasa sunnah, syarat wajib puasa, sampai dalil-dalilnya. Uniknya, semua pengetahuan itu dibalut dalam cerita menarik tentang tokoh Khansa yang dibagi ke dalam beberapa bab. Buku ini memang terbilang tebal, 136 halaman, namun karena di dalamnya juga banyak aktivitas seru dan interaktif seperti hide and seek, mencari jejak, dan lain-lain, anak jadi tidak mudah bosan saat diajak membacanya. Selain menambah wawasan soal puasa, buku ini juga bisa jadi penyemangat si kecil untuk menjalani puasanya!Video Animasi Cerita Anak Muslim Tentang PuasaSelain lewat buku, banyak juga cerita anak atau dongeng anak Islami tentang puasa yang disajikan lewat video animasi lucu. Berikut beberapa rekomendasi video animasi anak tentang puasa yang ada di YouTube1. Cerita Ramadhan Ubay Yufid KidsVideo animasi berdurasi 6 menitan ini menceritakan kisah Ubay menjalankan ibadah puasa. Ubay bercerita bagaimana ia menjalani puasanya, mulai dari makan sahur, berbuka, tarawih, hingga bagaimana cara mendapatkan malam Lailatul Qadar. Dalam video ini juga dijelaskan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat puasa. Yuk, ajak si kecil nonton video ini, di Riska dan si Gembul - Puasa Demi Pahala Kobi NuswantoroKalau video satu ini bercerita tentang anak bernama Riska yang berjuang menahan lapar dan haus seharian. Bahkan ia hampir saja membatalkan puasanya karena tidak kuat. Namun, bonekanya yang bernama si Gembul, selalu menyemangati Riska agar tetap melanjutkan puasanya. Apa yang membuat Riska akhirnya mau tetap puasa adalah karena Allah menjanjikan pahala yang berlipat pada orang yang mau berpuasa. Kalau mau ajak si kecil nonton langsung, ada di sini ya, Nussa Latihan Puasa Nussa OfficialTokoh animasi Nussa dan Rarra mungkin sudah tidak asing lagi di mata anak-anak. Dalam saluran resmi Nussa Official, ada 1 episode yang menceritakan Nussa dan Rarra saat menyambut bulan puasa. Suasana yang ditampilkan sangat relate dengan kehidupan sehari-hari. Ditambah dialog Nussa dan adiknya Rara yang sangat menggelitik. Yuk, tonton videonya di sini, Adab Puasa - Syamil Dodo Seri Puasa Yuuk! Syamil DodoVideo animasi ini juga termasuk dongeng anak Islami tentang puasa. Di sini diceritakan dua orang anak bernama Syamil dan Dodo yang menjalankan ibadah puasanya masing-masing. Bedanya, Dodo tidak kuat puasa dan sengaja minum air saat wudhu. Dalam video ini juga diceritakan tata cara berpuasa seperti yang dilakukan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, seperti berniat, makan sahur, menjaga diri untuk tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, dan menyegerakan berbuka jika waktunya sudah tiba. Ajak si kecil nonton di sini, beberapa rekomendasi cerita anak atau dongeng anak Islami tentang puasa. Yuk, ajak si kecil membaca buku atau nonton video animasinya!Penulis Darin RaniaEditor Dwi Ratih
Contoh karangan siswa tentang kegiatan bulan ramadhan – Biasanya guru di sekolah memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah. Tugas itu pasti akan dinilai oleh guru dan menjadi unsur nilai harian bagi siswa. Salah satu tugas yang biasa diberikan guru adalah membuat karangan. Misalnya, karangan tentang pengalaman siswa selama bulan puasa Ramadhan. Tentu saja, bagi siswa yang tidak terbiasa menulis karangan, tugas ini menjadi masalah bagi siswa bersangkutan. Nah, sekadar untuk berlatih menulis, pada kesempatan ini akan disajikan sebuah contoh karangan sederhana dengan tema pengalaman siswa selama bulan Ramadhan. Judulnya, Pengalaman Ramadhan Ini Menyenangkan Bagiku. Yuk, kita baca selanjutnya! "Bulan Ramadhan Ini Menyenangkan Bagiku" Bulan Ramadhan tahun ini sangat istimewa dan menyenangkan bagiku. Aku dapat melaksanakan puasa selama sebulan penuh. Selain itu, aku juga dapat melaksanakan shalat tarwih berjamaah di masjid dan membaca al-qur’an di rumah, meskipun tidak penuh selama malam bulan Ramadhan. Yang membuat aku senang adalah keberhasilan melaksanakan puasa sebulan penuh. Sebelum memasuki bulan puasa aku menyadari, betapa berat menjalankan puasa. Apalagi saat berpuasa kami sebagai siswa akan belajar di sekolah dua minggu. Menerima pelajaran dari guru walaupun tidak seperti belajar di luar bulan puasa. Kata guru, kami lebih banyak belajar soal keimanan dan ketaqwaan Imtaq. Dengan niat dan tekad yang kuat, aku memulai hari pertama berpuasa. Lapar dan haus menyerang bukan main. Badanku jadi terasa lemas. Aku segera tidur siang setelah shalat Zhuhur. Ternyata aku terbangun menjelang shalat Asyar. Akhirnya aku berhasil melewati hari pertama puasa dengan baik ketika azan tanda berbuka puasa telah berkumandang. Malam harinya, aku shalat tarwih pertama di masjid. Sangat ramai orang shalat tarwih di malam pertama Ramadhan itu. Tak lupa membawa buku agenda ramadhan dan mencatat inti sari ceramah yang disampaikan ustad setelah shalat Isya dan menjelang shalat tarwih. Hari kedua dan ketiga berpuasa dapat kujalani dengan baik. Begitu pula shalat tarwih berjamaah dan tadarusan. Namun puasa hari keempat, aku harus bersekolah seperti yang dijadwalkan oleh sekolah. Hari pertama sekolah di bulan puasa, aku merasakan lelah dan ngantuk yang luar biasa. Namun hari kedua dan seterusnya rasa lelah dan ngantuk sudah mulai berkurang. Hari demi hari kulewati bulan puasa dengan baik. Setiap aktivitas bulan ramadhan pun kuusahakan untuk mengikutinya. Belajar di sekolah selama dua minggu. Shalat tarwih berjamaah di masjid, mendengar dan mencatat isi ceramah di buku agenda Ramadhan. Dan beberapa malam di antaranya aku sempatkan membaca al qur’an di rumah. Karangan di atas hanya sebagai contoh sederhana tentang pengalaman siswa selama bulan Ramadhan. Siswa dapat menyesuaikan isi karangan tersebut dengan keadaan sebenarnya sesuai pengalaman siswa. Mudah-mudahan dapat memenuhi tugas yang diberikan oleh guru di sekolah.***
Jakarta - Menceritakan contoh cerita Ramadhan kepada anak memiliki banyak manfaat positif. Pertama-tama, cerita Ramadhan dapat membantu anak-anak untuk lebih memahami dan memperkuat keyakinan keagamaannya. Melalui cerita, anak-anak dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam agama Islam dengan lebih mudah dan menyenangkan. Kedua, menceritakan contoh cerita Ramadhan juga dapat membantu anak-anak untuk belajar tentang nilai-nilai sosial dan moral yang baik. Cerita Ramadhan seringkali mengajarkan nilai-nilai seperti kebaikan, kejujuran, kerja keras, sabar, dan saling membantu. Maka, dengan mendengarkan cerita-cerita ini, anak-anak dapat belajar bagaimana menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemdikbud RI menjelaskan cerita tidak hanya menjembatani perkembangan kognitif dan kemampuan bahasa anak, tetapi juga menjadi jendela imajinasi bagi anak. Selain itu, cerita juga mengasah kecerdasan emosional dan rasa empati anak. Buktinya pada saat bercerita dan menyimak, anak berempati dan mengekspresikan kepedulian terhadap tokoh cerita. Ketiga, menceritakan contoh cerita Ramadhan juga dapat menjadi cara yang baik untuk membina hubungan emosional yang kuat antara orang tua dan anak-anak. Mendengarkan cerita bersama-sama, anak-anak dapat merasa dekat dengan orang tua dan merasa dihargai. Ini juga dapat menjadi kesempatan bagi orang tua untuk mengajarkan anak-anak mereka tentang nilai-nilai penting dalam kehidupan. Berikut ulas lebih mendalam tentang contoh cerita Ramadhan untuk anak yang dimaksudkan lengkap dalilnya, Jumat 24/3/2023.Viral sebuah video yang menampilkan seorang ayah tengah memantau anaknya di rumah. Dalam video, awalnya sang ayah mengira anaknya sedang sibuk bermain handphone. Namun, saat ditelusuri, sang anak justru sedang membaca Cerita Ramadhan Tentang KesabaranAnak-anak membaca Al-Quran sambil menunggu waktu berbuka puasa di halaman Masjid Raya Jakarta Islamic Center, Jakarta Utara, Senin 18/4/2022. Acara ngabuburit sambil khataman Al-Quran ini merupakan rangkaian acara menyambut 17 Ramadhan atau malam Nuzulul Quran. ZakhariaAda seorang anak yang bernama Ahmad, ia sangat senang menjalankan ibadah pada bulan Ramadhan. Ia selalu berpuasa dan memperbanyak ibadah lainnya seperti shalat tarawih dan membaca Al-Quran. Namun, suatu hari Ahmad mengalami kesulitan karena ia merasa sangat lapar dan haus saat berpuasa. Ia mulai merasa lelah dan tidak sabar menunggu waktu berbuka puasa. Ketika Ahmad mengeluhkan rasa lapar dan hausnya kepada ibunya, ibunya mengingatkan bahwa sabar adalah salah satu nilai penting yang harus dijaga selama bulan Ramadhan. Ibunya bercerita tentang salah satu hadis yang mengajarkan tentang pentingnya sabar dalam kehidupan sehari-hari. Hadis yang dimaksud adalah sebagai berikut "Sesungguhnya di dalam kesulitan itu terdapat kemudahan. Oleh karena itu, sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan." HR. Muslim Ibunya kemudian menjelaskan bahwa sabar adalah sikap yang sangat diperlukan ketika kita mengalami kesulitan atau tantangan dalam hidup. Kita harus belajar untuk mengendalikan diri, menjaga hati dan pikiran agar tidak mudah terpancing oleh emosi negatif seperti marah, kecewa atau putus asa. Kita harus percaya bahwa di balik kesulitan itu pasti ada kemudahan yang akan datang. Mendengar penjelasan ibunya, Ahmad merasa lebih baik dan termotivasi untuk terus berpuasa dan beribadah dengan penuh kesabaran. Ia memahami bahwa kesulitan yang dihadapinya hanya sementara dan akan segera berakhir ketika waktu berbuka puasa tiba. Ahmad pun belajar untuk mengembangkan sikap sabar dalam hidupnya dan menghadapi setiap tantangan dengan tenang dan bijaksana. Dari cerita ini, kita bisa belajar bahwa nilai sabar sangat penting dalam kehidupan, terutama saat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Sabar dapat membantu kita mengatasi kesulitan dan menjaga hati serta pikiran kita tetap tenang dan damai. Seperti yang diajarkan dalam hadis tersebut, di dalam kesulitan pasti terdapat kemudahan, dan dengan sabar, kita bisa meraih kemudahan tersebut. 2. Cerita Ramadhan Tentang Berbuka Puasa Pada suatu hari, ada seorang anak kecil bernama Aisyah yang sangat senang menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Ia selalu berpuasa dan memperbanyak ibadah lainnya seperti membaca Al-Quran dan shalat tarawih. Namun, setiap kali waktu berbuka puasa tiba, Aisyah merasa sangat senang dan bersemangat untuk memulai makan dan minum kembali. Suatu hari, Aisyah dan keluarganya sedang menunggu waktu berbuka puasa sambil bersama-sama membaca Al-Quran. Ketika waktu berbuka puasa tiba, mereka pun mempersiapkan hidangan yang telah disiapkan sejak pagi. Namun, ketika hendak memulai makan, Aisyah merasa cemas dan bertanya kepada ayahnya, "Apakah kita boleh makan sebanyak-banyaknya saat berbuka puasa?" Ayah Aisyah pun tersenyum dan mengajarkan sebuah hadis yang berbunyi "Sesungguhnya makanan yang cukup bagi dua orang adalah cukup bagi tiga orang, dan makanan yang cukup bagi tiga orang adalah cukup bagi empat orang." HR. Bukhari Ayah Aisyah kemudian menjelaskan bahwa hadis tersebut mengajarkan kita untuk bersikap bijaksana dan bersyukur saat makan dan minum, terutama saat berbuka puasa. Kita harus menghindari perilaku berlebihan dan tidak membuang-buang makanan yang telah disediakan. Kita harus belajar untuk bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT dan membagikan makanan kita kepada orang lain yang membutuhkan. Setelah mendengar penjelasan ayahnya, Aisyah merasa lebih menghargai makanan yang telah disediakan dan memutuskan untuk tidak membuang-buang makanan. Ia belajar untuk bersyukur dan berbagi dengan orang lain, serta menjaga keseimbangan dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Dari cerita ini, kita bisa belajar bahwa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, namun juga tentang belajar bersyukur, menghargai makanan dan minuman, serta berbagi dengan orang lain. Seperti yang diajarkan dalam hadis tersebut, kita harus belajar untuk bersikap bijaksana dan tidak membuang-buang makanan, serta membagikannya kepada orang yang membutuhkan. 3. Cerita Ramadhan Tentang Berbagi Rezeki Ada sebuah cerita Ramadhan tentang seorang anak yang belajar tentang pentingnya berbagi rezeki. Anak itu bernama Ali, dia tinggal bersama orang tuanya di sebuah desa kecil. Setiap hari, Ali selalu bermain dengan teman-temannya di luar rumah. Namun pada bulan Ramadhan, dia belajar tentang pentingnya berbagi dan memberikan kepada orang yang membutuhkan. Suatu hari, ketika Ali sedang bermain di luar rumah, dia melihat seorang anak miskin yang sedang mencari makanan di sampah. Ali merasa sedih melihat keadaan anak itu, dan dia merasa ingin membantu. Ali pergi ke rumahnya dan mengambil sedikit makanan yang dia punya untuk diberikan kepada anak itu. Ketika Ali memberikan makanan kepada anak miskin itu, dia melihat kebahagiaan di wajah anak itu. Hal itu membuat Ali merasa senang, dan dia merasa bahwa dia telah melakukan hal yang baik. Kemudian Ali mengingatkan teman-temannya tentang pentingnya berbagi rezeki dan membantu orang yang membutuhkan. Ayat Al-Quran yang berkaitan dengan cerita ini adalah "Dan berlaku baiklah kamu terhadap orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh." QS An-Nisa' 36 Ayat tersebut mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti orang miskin dan anak yatim piatu. Kita harus memberikan dukungan dan bantuan kepada mereka, dan tidak egois dengan rezeki yang kita miliki. Hal ini merupakan bentuk kebaikan dan amalan yang baik di bulan Cerita Ramadhan Tentang Berbuat KebaikanAnak-anak membaca kitab suci Al-Quran di Kampung Quran Alkholidin Cinere, Depok, Senin 13/5/2019. Momentum bulan Ramadhan 1440 H dimanfaatkan anak-anak usai pulang sekolah untuk membaca dan menghapal Quran secara bersama-sama untuk menambah amalan ibadah puasa. BasukiAda sebuah cerita Ramadhan tentang seorang anak yang belajar tentang berbuat kebaikan. Anak itu bernama Aisha, dia tinggal bersama orang tuanya di sebuah kota kecil. Setiap hari, Aisha selalu memperhatikan orang-orang yang berada di sekitarnya, dan ia berusaha untuk membantu orang yang membutuhkan. Suatu hari, ketika Aisha sedang berjalan di jalan raya, dia melihat seorang kakek yang kesulitan untuk menyeberang jalan. Aisha merasa kasihan dan segera berlari untuk menolong kakek tersebut menyeberang jalan dengan aman. Setelah berhasil menyeberangkan kakek itu, Aisha merasa senang karena telah membantu. Kemudian, ketika Aisha sedang berbuka puasa bersama keluarganya, ia menceritakan tentang pengalamannya menolong kakek tadi kepada orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka semua merasa bangga dengan Aisha dan mengajarkan padanya tentang pentingnya berbuat kebaikan kepada orang lain. Ayat Al-Quran yang berkaitan dengan cerita ini adalah "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat akibatnya." QS. Al-Zalzalah 7-8 Ayat tersebut mengajarkan bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan, meskipun sekecil apapun, akan memiliki balasan yang baik di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus senantiasa berusaha untuk berbuat kebaikan kepada orang lain, termasuk pada bulan Ramadhan. 5. Cerita Ramadhan Tentang Ketaqwaan Ada sebuah cerita Ramadhan tentang seorang anak yang belajar tentang ketakwaan. Anak itu bernama Zaki, dia tinggal bersama orang tuanya di sebuah desa kecil. Setiap hari, Zaki selalu berusaha untuk menjadi lebih baik dan lebih dekat dengan Allah SWT. Pada bulan Ramadhan, Zaki memutuskan untuk meningkatkan ketakwaannya dengan berpuasa dan melakukan ibadah-ibadah lainnya. Setiap pagi, dia bangun lebih awal dari biasanya untuk shalat Subuh dan membaca Al-Quran. Dia juga berusaha untuk menjaga sikap dan perilakunya serta menghindari perbuatan yang tidak baik. Suatu hari, ketika Zaki sedang bermain di luar rumah, dia melihat seorang teman sebayanya yang berperilaku kasar dan merusak lingkungan sekitarnya. Zaki merasa sedih melihat hal tersebut, dan dia memutuskan untuk memberikan contoh yang baik kepada temannya dengan mengajaknya untuk berbuat baik dan menjaga lingkungan. Hadis Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan cerita ini adalah "Berpeganglah pada ketakwaan di mana saja kamu berada." HR. Ahmad Hadis tersebut mengajarkan pentingnya untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, di sekolah, atau di lingkungan sosial. Kita harus selalu berusaha untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan yang merusak, sehingga kita dapat menjadi teladan bagi orang lain dan mencapai ridha Allah SWT. Dengan berpegang pada ketakwaan, seperti yang dilakukan oleh Zaki dalam cerita ini, kita dapat meningkatkan kualitas hidup kita dan mencapai tujuan hidup yang lebih tinggi, yaitu mendapatkan ridha Allah SWT. 6. Cerita Ramadhan Tentang Kebersihan Pada suatu hari di bulan Ramadhan, seorang anak bernama Ahmad sedang bermain di taman bersama teman-temannya. Tiba-tiba, Ahmad merasa lapar dan ingin makan camilan yang dibawanya. Namun, dia lupa membawa tisu atau sapu tangan untuk membersihkan tangannya sebelum makan. Teman-temannya menyarankan agar Ahmad menggosokkan tangannya di atas rumput atau pakaian, namun Ahmad merasa ragu-ragu. Dia ingat pesan dari ibunya bahwa menjaga kebersihan itu penting untuk kesehatan. Ahmad pun memutuskan untuk mencari wastafel untuk mencuci tangan sebelum makan camilannya. Dia berjalan-jalan mencari wastafel di sekitar taman, namun tidak menemukan satupun yang berfungsi. Saat Ahmad mulai merasa putus asa, seorang pria yang melihat kebingungannya mendekatinya dan memberikan nasihat yang berharga. "Kamu tahu, anak muda, Allah SWT mencintai orang-orang yang menjaga kebersihan," kata pria tersebut. Ahmad terkejut dan bertanya-tanya mengapa kebersihan begitu penting. Pria tersebut menjawab dengan mengutip ayat Al-Quran dari Surah Al-Ma'idah ayat 6, "Hai orang-orang yang beriman, jika kalian hendak shalat, maka basuhlah muka, kedua tangan, dan kaki sampai ke mata kaki." Pria tersebut menjelaskan bahwa dalam agama Islam, menjaga kebersihan bukan hanya penting untuk kesehatan fisik, tetapi juga sebagai bagian dari ibadah. Allah SWT mencintai orang-orang yang menjaga kebersihan karena itu menunjukkan rasa syukur dan penghormatan kepadaNya. Ahmad merasa terinspirasi oleh kata-kata pria tersebut dan memutuskan untuk mencari cara lain untuk menjaga kebersihan. Dia menemukan selembar kertas bekas di atas bangku taman dan menggunakannya untuk membersihkan tangannya sebelum makan camilannya. Dari kisah tersebut, kita dapat belajar bahwa menjaga kebersihan adalah penting dalam agama Islam. Ayat Al-Quran juga mengajarkan kepada kita tentang pentingnya menjaga kebersihan untuk beribadah dengan baik. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan kita, baik selama bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan. 7. Cerita Ramadhan Tentang Kedisiplinan Pada suatu hari di bulan Ramadhan, seorang anak bernama Ali sedang bersiap-siap untuk melaksanakan ibadah puasa. Ali sangat senang karena puasa adalah salah satu ibadah yang sangat dihargai oleh Allah SWT dan juga dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia. Namun, Ali menyadari bahwa untuk melaksanakan puasa dengan baik, ia harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Dia harus bangun pagi-pagi sekali untuk sahur, menjaga diri dari makan dan minum selama siang hari, serta melakukan shalat dan membaca Al-Quran dengan teratur. Ali memutuskan untuk mencari nasihat dari ayahnya tentang bagaimana cara menjadi lebih disiplin dalam menjalankan ibadah puasa. Ayahnya kemudian memberikan hadis Nabi Muhammad SAW yang sangat bermakna "Disiplin adalah kunci kesuksesan." HR Al-Bukhari Ayah Ali menjelaskan bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam menjalankan ibadah puasa, kita perlu memiliki kedisiplinan yang kuat. Kedisiplinan adalah kemampuan untuk melakukan hal-hal yang benar, pada waktu yang tepat, dan dengan cara yang benar. Ali mengambil nasihat ayahnya dengan serius dan mulai berlatih disiplin dalam menjalankan ibadah puasa. Dia bangun pagi-pagi sekali untuk sahur dan selalu memastikan bahwa dia melakukan shalat dan membaca Al-Quran pada waktunya. Dia juga berusaha untuk tidak memikirkan makanan dan minuman selama siang hari, dan fokus pada ibadah dan aktivitas positif lainnya. Ketika bulan Ramadhan berakhir, Ali merasa bangga dengan pencapaian dirinya dalam menjalankan ibadah puasa dengan disiplin. Dia merasa bahwa kedisiplinan telah membantunya untuk mencapai kesuksesan dalam menjalankan ibadah puasa. Dari kisah tersebut, kita dapat belajar bahwa kedisiplinan sangat penting dalam menjalankan ibadah puasa. Hadis Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya kedisiplinan dalam mencapai kesuksesan. Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk menjadi lebih disiplin dalam menjalankan ibadah puasa dan aktivitas Cerita Ramadhan Tentang KeikhlasanSeorang anak perempuan Kashmir saat membaca Al-Quran di sebuah madrasah lokal selama bulan Ramadan di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, 30/5. Umat muslim di seluruh dunia saat ini tengah menjalani ibadah puasa. AP Photo / Mukhtar KhanPada suatu hari di bulan Ramadhan, seorang anak bernama Ahmad sedang berjalan-jalan di pasar bersama ibunya. Di tengah-tengah pasar, mereka melihat seorang nenek yang sedang duduk di atas trotoar dengan beberapa barang dagangannya di sekitarnya. Nenek itu terlihat sangat lelah dan letih karena panas dan kelelahan. Ahmad merasa iba melihat kondisi nenek tersebut dan ia bertanya kepada ibunya, "Ibu, mengapa nenek itu harus duduk di sini dengan barang-barangnya yang banyak? Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu?" Ibu Ahmad menjawab, "Kita bisa membantunya dengan membeli beberapa barang dari dia, tetapi pastikan bahwa kita melakukannya dengan keikhlasan dan memberikan sedekah dengan hati yang tulus." Ahmad kemudian membeli beberapa barang dari nenek tersebut dan memberikannya dengan keikhlasan yang tulus. Nenek tersebut sangat bersyukur dan ia merasa terharu oleh kebaikan hati Ahmad dan ibunya. Setelah itu, Ahmad membaca ayat Al-Quran yang mengingatkan kita tentang keikhlasan "Dan mereka diperintahkan beribadah hanya kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus." QS. Al-Bayyinah 5 Ayat ini mengajarkan kita untuk melakukan ibadah hanya untuk Allah SWT dan memurnikan niat kita dengan keikhlasan yang tulus. Kita harus melakukan semua ibadah kita dengan tujuan yang benar dan tanpa mengharapkan imbalan dari siapa pun, selain dari Allah SWT. Ahmad dan ibunya belajar bahwa keikhlasan adalah salah satu nilai yang sangat penting dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan. Kita harus melakukan semua ibadah kita dengan tujuan yang tulus untuk Allah SWT, dan tidak untuk mencari pujian atau imbalan dari orang lain. Kita harus memurnikan niat kita dalam melakukan ibadah dan selalu berusaha untuk melakukan hal-hal dengan keikhlasan yang tulus. 9. Cerita Ramadhan Tentang Hikmah Puasa Pada suatu hari di bulan Ramadhan, seorang anak bernama Aisha bertanya kepada ibunya, "Ibu, mengapa kita harus berpuasa di bulan Ramadhan? Apa hikmah dari puasa?" Ibunya tersenyum dan menjawab, "Puasa adalah salah satu ibadah yang sangat dihargai oleh Allah SWT, dan memiliki banyak hikmah dan manfaat bagi kita. Salah satunya adalah agar kita bisa lebih memahami makna kesabaran, pengendalian diri, dan ketulusan dalam beribadah." Aisha kemudian bertanya, "Bagaimana puasa bisa membantu kita memahami makna kesabaran dan pengendalian diri, Ibu?" Ibunya kemudian membacakan ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang hikmah puasa " Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" QS Al-Baqarah 183 Ayat ini menjelaskan bahwa puasa telah diwajibkan kepada kita sebagai umat Muslim agar kita dapat meningkatkan takwa dan kesabaran dalam menjalankan perintah Allah SWT. Dengan menahan diri dari makan, minum, dan perilaku yang tidak baik selama berpuasa, kita belajar untuk mengendalikan diri dan menghargai nikmat-nikmat yang diberikan Allah SWT kepada kita. Aisha kemudian mulai memahami bahwa puasa memiliki banyak manfaat dan hikmah untuk kita, termasuk meningkatkan kesabaran, mengendalikan diri, dan memperkuat ikatan kita dengan Allah SWT. Dari kisah tersebut, kita bisa belajar bahwa puasa memiliki banyak manfaat dan hikmah bagi kita, terutama untuk meningkatkan kesabaran, mengendalikan diri, dan memperkuat ikatan kita dengan Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan semangat, serta berusaha untuk memahami makna dan hikmah dari puasa. 10. Cerita Ramadhan Tentang Berdoa Pada suatu malam di bulan Ramadhan, seorang anak bernama Ali sedang duduk di teras rumahnya bersama ibunya. Ali merasa sedih dan khawatir karena ia memiliki ujian yang sulit di sekolah keesokan harinya. Ibunya melihat kekhawatiran di wajah Ali dan berkata, "Ali, jangan khawatir. Kita bisa meminta pertolongan dari Allah SWT dengan berdoa. Doa adalah senjata yang paling kuat bagi orang mukmin untuk menghadapi segala tantangan dan kesulitan." Ali bertanya, "Bagaimana cara berdoa yang benar, Ibu?" Ibunya kemudian membacakan ayat Al-Quran yang mengajarkan tentang keutamaan berdoa "Dan Tuhanmu berfirman, 'Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.'" QS. Ghafir 60 Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah SWT selalu siap mendengar doa-doa kita, dan Dia pasti akan memenuhi segala kebutuhan kita jika kita berdoa dengan hati yang tulus dan berserah diri sepenuhnya kepada-Nya. Mendengar ayat tersebut, Ali kemudian meminta bantuan Allah SWT dengan berdoa. Ia meminta agar Allah SWT memberikan keberhasilan dalam ujiannya dan membantunya melewati segala tantangan yang dihadapinya. Ibunya juga mengajarkan kepada Ali bahwa kita harus selalu berdoa dengan keikhlasan dan kesabaran, serta yakin bahwa Allah SWT pasti akan memenuhi doa-doa kita. Ali kemudian merasa lebih tenang dan yakin bahwa Allah SWT pasti akan membantunya menghadapi ujian yang sulit di sekolah. Dari kisah ini, kita bisa belajar bahwa doa adalah senjata yang sangat kuat bagi orang mukmin untuk menghadapi segala tantangan dan kesulitan dalam hidup. Oleh karena itu, kita harus selalu berdoa kepada Allah SWT dengan hati yang tulus, sabar, dan penuh kepercayaan bahwa Dia pasti akan memenuhi segala kebutuhan kita. 11. Cerita Ramadhan Tentang Merayakan Idul Fitri Hari raya Idul Fitri selalu menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Muslim di seluruh dunia. Pada hari tersebut, umat Muslim merayakan berakhirnya bulan suci Ramadhan dengan mengenakan pakaian yang terbaik dan berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Ali, seorang anak kecil yang rajin beribadah, sangat antusias menyambut hari raya Idul Fitri. Ia mempersiapkan pakaian barunya dengan penuh semangat dan bahagia menunggu waktu untuk mengenakannya. Ketika tiba saatnya untuk berangkat ke masjid untuk shalat Id, Ali mengenakan pakaian terbaiknya dengan harapan dapat memperlihatkan rasa syukurnya kepada Allah SWT. Ali teringat pada sebuah hadis yang diajarkan oleh Rasulullah SAW tentang pentingnya berpakaian yang baik di hari raya Idul Fitri "Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata "Pada hari raya Idul Fitri, Rasulullah SAW keluar menuju tempat shalat. Beliau melewati pasar dan melihat dua pakaian yang bagus, lalu beliau bersabda, 'Kedua pakaian ini sangat bagus, namun ini bukanlah pakaian orang yang ingin merendahkan orang lain atau menunjukkan keangkuhan, tetapi pakaian yang menunjukkan rasa syukur kepada Allah SWT.' Kemudian beliau membeli kedua pakaian tersebut dan memakainya pada hari raya." HR. Al-Bukhari Dari hadis ini, Ali belajar bahwa berpakaian yang baik di hari raya Idul Fitri bukan hanya sekedar untuk menunjukkan keanggunan atau keindahan, melainkan juga sebagai wujud rasa syukur dan kebahagiaan atas nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, Ali merasa sangat bangga dapat mengenakan pakaian barunya di hari raya Idul Fitri untuk menunjukkan rasa syukurnya kepada Allah SWT. Â * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
mengarang cerita tentang bulan ramadhan